Friday, February 24, 2012

Tanggung Jawab Para Pria

Pria-pria, inilah saatnya kita berdiri untuk membela kehormatan dan kebenaran dari saudari dan saudari seiman kita. Kita perlu berhenti bertindak seperti pemburu yang berusaha menangkap para gadis dan mulai melihat diri kita sebagai tentara-tentara yang melindungi mereka.

Bagaimana kita melakukan hal itu? Pertama-tama kita harus menyadari bahwa para gadis tidak berjuang dengan godaan yang sama dengan yang kita hadapi. Kita lebih banyak bergumul dengan dorongan seksual kita , sementara para gadis berjuang dengan emosi mereka. Kita dapat menolong menjaga hati mereka dengan berkomunikasi secara jujur dan sungguh-sungguh. Kita perlu membuang kegenitan kita dan menolak untuk bermain-main dan membawa serta mereka. Kita harus menjaga sikap kita untuk memastikan bahwa apa yang kita katakan atau lakukan tidak mendorong kepada perasaan atau harapan-harapan yang tidak semestinya.

Seorang sahabat baik saya, Matt Canlis, memberikan teladan dengan menjaga kesucian seorang gadis dalam hubungannya dengan Julie Clifton, wanita yang sekarang telah dinikahinya. Jauh sebelum mereka menikah, keduanya merasa saling tertarik satu dengan yang lain. Tetapi selama suatu masa tertentu, Allah membuat jelas bagi Julie bahwa ia harus memfokuskan diri kepada-Nya dan tidak dialihkan oleh Matt.
Walaupun Matt tidak mengetahui hal ini pada saat itu, ia telah memprioritaskan untuk menjaga hati Julie selama masa penantian ini, walaupun secara pribadi ia merasa ditarik kepada Julie. Matt mengendalikan keinginannya untuk bercinta dengan Julie. Ia membuang kesempatan untuk berduaan dengan Julie, dan ketika mereka berada dalam kelompok-kelompok, ia menahan diri untuk mengkhususkan Julie dan terlalu banyak perhatian pada Julie. Ia menghindari melakukan apapun yang membuat sulit bagi Julie untuk memfokuskan dirinya untuk melayani Allah.

Masa itu tidak berlangsung selamanya, dan akhirnya Matt dan Julie bertunangan. Saya makan siang bersama mereka beberapa minggu sebelum pernikahan mereka. Julie menjelaskan betapa bersyukurnya ia karena Matt memiliki cukup kedewasaan untuk menempatkan kebutuhan-kebutuhannya di atas kebutuhan pribadinya sendiri. Dengan menjadikan kesucian emosional dan spiritual Julie sebagai prioritas, ia membantu Julie memfokuskan hati dan pikirannya kepada Allah. Jika Matt bersikap mementingkan diri sendiri, mungkin ia telah mengalihkan Julie dari apa yang Allah ingin selesaikan di dalam dan melalui kehidupan Julie.

Sungguh suatu kasih persaudaraan yang baik untuk diteladani! Saya ingin menangis ketika saya memikirkan betapa sering saya mengabaikan tanggung jawab saya untuk menjaga hati para gadis. Bukannya memainkan peran sebagai tentara, saya berperan sebagai pencuri, mencuri fokus mereka dari Allah kepada diri saya sendiri. Saya berketetapan hati untuk melakukannya lebih baik. Saya ingin menjadi sahabat para gadis dimana para suami mereka kelak dapat berkata, “Terima kasih karena telah menjaga istri saya. Terima kasih karena telah menjaga kesuciannya.”

Harris Joshua-Harris Joshua,” I Kissed Dating Goodbye”, sebuah perspektif baru dalam berpacaran dan menjalin hubungan(Jakarta: Imannuel Publishing House, 2004), 92.

No comments: