Janganlah terburu-buru berpacaran sebelum mengetahui dari Tuhan bahwa “si dia” adalah pasangan hidup yang ditetapkan menjadi partner hidup kita. Syukurilah apabila sekarang kita masih single, itu artinya kita masih memiliki banyak waktu juga untuk banyak bergaul dan berbenah diri serta bersiap (secara mental juga) untuk memiliki partner hidup kita nanti. Di antara semua buku yang saya baca dan video yang saya tonton, saya sangat tertarik dengan video Kotbah yang berjudul My Love Conference. Dalam video itu diberikan 7 checklist yang menjadi prinsip sebelum memulai berpacaran.
1.Komitmen untuk bertumbuh secara pribadi di dalam Kristus
Tuhan ingin kita memiliki pasangan yang sepadan, seiman (2 Kor 6:14). Karena bangunan yang kokoh, harus didirikan dengan pondasi dan dasar yang teguh. Kalau dasar iman dari berpacaran saja sudah tidak sama, bagaimana selanjutnya? Pasti selalu akan bersinggungan, dan hubungan menjadi tidak sehat. Oleh karena itu, dari kita pribadi hendaknya membuat terlebih dahulu komitmen untuk sungguh-sungguh hidup menjadi anak Terang, yang bertumbuh dalam Kristus.
2.Memiliki visi untuk menyenangkan hati Tuhan
Saat kita memilih untuk punya pasangan hidup yang cinta akan Tuhan, itu masih belum cukup. Milikilah dan jadilah pasangan hidup yang takut akan Tuhan, yang selalu menempatkan Tuhan di tempat pertama, selalu bergantung pada Tuhan. Maka Tuhan akan berkati kehidupan pacaran kita menjadi kudus, yang berkenan padaNya.
3.Jujur
Sangat mudah diucapkan, namun sulit untuk dilakukan. Bagaimana kita dapat memasuki sebuah hubungan yang kudus dan memberkati orang lain sedangkan kita masih sering berbohong meski dalam hal-hal kecil. Jujur itu sangat penting.
4.Dewasa dan bertanggung jawab
Dewasa tidak diukur hanya dari usia, melainkan dari respon hati dan kemampuan kita untuk mengambil keputusan. Maka, tidak ada patokan spesifik umur berapa yang tepat untuk kita memulai berpacaran. Namun jika dipandang dari sisi kestabilan emosi dan psikologi, berpacaran hendaknya di umur 20 keatas karena apabila masih dibawah umur 20, emosi kita masih labil dan belum kuat secara mental (mengingat kesibukan dalam studi dan juga masalah-masalah yang akan dihadapi saat berpacaran nanti). Bertanggung jawab juga berbicara tentang apakah kita sudah mengerti setiap konsekuensi yang akan dihadapi dalam setiap keputusan yang akan diambil saat berpacaran nanti. Tidak hanya tentang tanggung jawab kepada manusia, tapi juga kepada Tuhan. Apakah kita masih dapat menunjukkan ke Tuhan kalau dengan berpacaran pun, kita tetap dapat memiliki kehidupan yang bermakna dan tambah maju dalam Tuhan dengan mengisi waktu yang kita miliki dengan sungguh-sungguh? (Efesus 5:15-16)
5.Gambar diri yang sehat
Sebelum memulai berpacaran, hendaknya kita tidak dalam keadaan minder atau malah sombong. Benarkan motivasi berpacaran dan milikilah gambar diri yang sehat, karena Tuhan menciptakan kita semua ini indah dan berharga di mataNya. Saat kita dapat menerima diri kita apa adanya, saat itu juga kita dimampukan untuk menerima orang lain (termasuk pasangan kita) sehingga hubungan akan berjalan sehat dan tidak timpang.
6.Sikap positif dalam hidup
Kita harus menjadi para pasangan yang berdampak bagi dunia ini, menyenangkan Tuhan, bukan diri kita sendiri. Kalau semua yang kita katakan dan lakukan hanyalah semua yang negatif, tidak berguna dan membangun, dapatkah hubungan kita memberkati orang lain? Dapatkah dunia lihat bahwa ada Kristus dalam hidup kita dan hubungan kita? (matius 5:16; filipi 4:8; efesus 5:1-21)
7.Perasaan cinta
Kalau mau menjalin hubungan, tentu saja harus ada cinta. Cinta atau kasih hendaknya tulus, dengan motivasi yang benar, sesuai dengan 1 Korintus 13. Berdoalah selalu untuk pasangan hidup kita, apabila Tuhan belum menjawab, bukan berarti itu berarti “iya”. Semua ada masanya, maka kita harus sabar, dan bertekun sambil berharap hanya pada Tuhan.
No comments:
Post a Comment